Minggu, 10 Februari 2008

Talk Show "Polmas" 9 Feb 2008

SUARA MERDEKA, 10 FEB 2008.
LINTAS SOLO

Masyarakat Harus Mulai Berani Mengkritik Polri

KLATEN-Paradigma baru Polri pascaskep Kapolri Nomor 737/ X/ 2005 tentang Kebijakan dan Strategi Penerapan Polisi Masyarakat mengandung konsekuensi masyarakat harus mulai berani mengkritisi polisi . Apalagi program polmas (community police) secara garis besar mendudukkan polisi sebagai mitra.

Dosen Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) Jakarta Drs Wahyurudhanto MSi mengatakan, jumlah polisi di Indonesia saat ini sekitar 400.000 orang. Jumlah yang belum ideal dengan jumlah penduduk yang mencapai 200 juta. ’’Jadi, tentu tidak semua polisi baik. Masyarakat harus mengkritisi sebagai kontrol,’’ ujarnya saat berbicara di talk show implementasi polmas dalam menekan angka lakalantas di aula Polres Klaten, kemarin.

Mantan wartawan Suara Merdeka itu mengatakan, masyarakat bisa secara langsung mengkritisinya, tetapi dapat juga melalui media massa dan LSM. Kritik itu wujud kemitraan, karena Polri saat ini lebih berorientasi sipil demokratis. Dia mengatakan, meski program polmas sudah terlambat dibandingkan dengan negara lain, tetapi bisa diterapkan asal ada dukungan semua pihak. Dia mencontohkan di Singapura polmas sudah ada 20 tahun silam. Wujudnya, masyarakat ikut berperan mengatur lalu lintas usai bekerja demi keselamatan anak-anak sekolah. Dengan dukungan masyarakat, penyelenggaraan fungsi Polri yang menitikberatkan pemberdayaan bisa terwujud. Apalagi selama ini penyebab lakalantas didominasi human error.

Cenderung Naik

Pembicara lain, Evodia Iswandi, mengatakan, angka lakalantas di Jateng cenderung naik. Tahun 2006 ada 8.885 kasus, tetapi pada tahun 2007 menjadi 10.280 kasus dengan kerugian materiil Rp 12 miliar. ’’Angka kecelakaan nol sebenarnya bisa diwujudkan, jika ada kesadaran yang dimulai dari diri sendiri,’’ ujar peneliti dari PTIK itu.

Kasubdit Dikyasa Dirlantas Polda Jateng AKBP Drs Slamet Santosa mengatakan, hasil survei Polda ternyata angka korban jiwa menurun. ’’Ada penurunan sekitar 20% dari tahun 2006,’’ ujarnya. Jika sebelumnya rata-rata per hari 12 orang tewas karena lakalantas, hasil survei 2007 tinggal 9 orang. ”Itu bisa ditekan lagi, jika ada sinkronisasi peran semua elemen masyarakat,” katanya. (H34-66)